Social Icons

Pages

Selasa, 28 Maret 2017

Manusia & Kesusastraaan



Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan


 Disusun Oleh :



Nama             : Suryo Ari Sasmito ( 17116204 )

Kelas              : 1KA24

Fak/Jur           : FIKTI / Sistem Informasi


Nama Dosen  : Dian Nur Indah, SIKOM



Artikel ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas softskill
 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

            Keutuhan manusia sebagai pribadi dapat dimungkinkan melalui pemahaman, penghayatan, dan meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya seni rupa sebagai salah satu bagian dari kebudayaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan prantara budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Dalam kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap seni rupa seolah-olah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Seni rupa sebagai karya seni yang nampaknya rupa seolah-olah hanya dapat dihayati dengan indra mata. Maka itu kadang-kadang seni rupa itu lebih disamakan dengan seni visual.

Rumusan Masalah
  1. Pengertian sastra dan seni  
  2. Peranan sastra 
  3. Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar
  4.  Pengertian dan jenis – jenis prosa
  5. Sebutkan 5 komponen dalam prosa lama dan baru
  6. Jelaskan pengertian dan nilai – nilai prosa fiksi
  7. Sebutkan 2 karya sastra dan 1 contoh prosa
  8. Pengertian puisi
  9. Sebutkan kreativitas penyair dalam membangun puisinya
  10. Sebutkan alasan – alasan yang mendasari penyajian puisi dalam IBD 
  11. Tuliskan 1 contoh puisi

Tujuan Penulisan

Agar para pembaca serta penulis mengetahu dengan jelas tentang dari materi “Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan”. Dan mengajak para pembaca untuk ikut serta dalam pengaplikasiannya dalam membangun kosep ilmu budaya dasar dalam kesusastraan sehingga pengaplikasiannya akan terlihat jelas di kehidupan sehari – hari

PEMBAHASAN
Pendekatan Kesusastraan

Pengertian Sastra dan Seni
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās- yang berarti “instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.

Peranan Sastra

Sastra dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir dan berbuat demi pengembangan dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Hubungan Sastra dan Seni dengan Ilmu Budaya Dasar
Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.

Hubungan Antara Sastra, Seni Dengan Ilmu Budaya Dasar

Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :

1. kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
2. Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .
3. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya .

Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa

Pengertian Prosa

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.

Jenis – Jenis Prosa

Prosa terbagi atas dua jenis, yaitu prosa lama dan prosa baru.

Lima Komponen Dalam Prosa Lama
Prosa lama meliputi :
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara

Lima Komponen Dalam Prosa Baru
Proses baru meliputi :
1.      Cerita pendek
2.      Roman / novel
3.      Biografi
4.      Kisah
5.      Otobiografi

Nilai – Nilai Dalam Prosa Fiksi

Pengertian Prosa Fiksi

Istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga diistilahkan dengan prosa cerita, prosa narasi, narasi atau cerita berplot. Jadi pengertian prosa fiksi ialah kisah atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita . rumusan yang dipaparkan itu ialah rumusan dalam artian konvensional karena sebuah prosa fiksi seringkali justru anti cerita dan tidak berplot. Dalam bentuk prosa fiksi yang non konvensional itu, tujuan pengarang umumnya hanya ingin menampilkan gagasan secara aktual lewat karya prosa yang ditampilkannya. Untuk meahaminya, pembaca harus memilki bekal ilmu humanitas terutama psikologi dan filsafat.
Karya fiksi lebih lanjut dapat dibedakan dalam berbagai macam bentuk baik itu roman, novel, novelet, maupun cerpen. Perbedaan berbagai macam bentuk dalam karya fiksi itu pada dasarnya hanya terletak pada kadar panjang pendeknya isi cerita, kompleksitas isi cerita, serta jumlah pelaku yang mendukung cerita itu sendiri. Akan tetapi, elemen-elemen yang dikandung oleh setiap bentuk karya fiksi maupun cara pengarang memaparkan isi ceritanya memiliki kesamaan meskipun dalam unsur-unsur tertentu mengandung perbedaan. Oleh sebab itulah, hasil telaah suatu roman, misalnya pemahaman ataupun keterampilan lewat telaah itu, dapat juga diterapkan baik dalam rangka menelaah novel maupun cerpen.

Nilai – Nilai Yang Ada Dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi memberikan infonnasi
Fiksi memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam novel sering kita dapat belajan sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
hentinya dari Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalamanpengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.

Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi

Pengertian Puisi

Puisi adalah suatu bentuk dalam karya sastra yang berasal dari hasil suatu perasaan yang di ungkapankan oleh penyair dengan bahasa yang menggunakan irama, rima, matra, bait dan penyusunan lirik yang berisi makna.

Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan Puisi
Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang mumi. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Puisi tennasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/ unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/ estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1.  Figura bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar
adalah sebagai berikut :

1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.

Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. lni berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasamya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sndiri dan tentang masyarakat.

2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.

Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun did sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.

3. Puisi dan keinsyafan sosial

Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa ;

– penderitaan atas ketidak adilan
– perjuangan untuk kekuasaan
– konflik dengan sesamanya
– pemberontakan terhadap hukum Tuhan

Contoh karya sastra
KENANGAN
untuk Karinah Moordjono

Kadang
Di antara jeriji itu-itu saja
Mereksmi memberi warna
Benda usang dilupa
Ah! Tercebar rasanya diri
Membumbung tinggi atas kini
Sejenak
Saja. Halus rapuh ini jalinan kenang
Hancur hilang belum dipegang
Terhentak
Kembali di itu-itu saja
Jiwa bertanya: Dari buah
Hidup kan banyakan jatuh ke tanah?
Menyelubung nyesak penyesalan pernah menyia-nyia

Senin, 27 Maret 2017

Manusia & Kebudayaan



Manusia & Kebudayaan


 Disusun Oleh :

Nama             : Suryo Ari Sasmito ( 17116204 )

Kelas              : 1KA24

Fak/Jur           : FIKTI / Sistem Informasi
Nama Dosen  : Dian Nur Indah, SIKOM

Artikel ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas softskill
 



PENDAHULUAN
Latar Belakang
          Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Karena itu manusia dan kebudayaan adalah suatu kewajiban yang tidak dapat dipisahkan karena dimana manusia itu menetap pasti manusia akan menyesuaikan kebudayaan yang ada di daerah dimana ia tinggal.
Manusia itu sendiri merupakan makhluk sosial dimana harus berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan yang terus mereka kembangkan dan kebiasaan tersebut lama – lama akan menjadi kebudayaan. Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbeda, karena mereka sendiri mempunyai pergaulan sendiri di lingkungan atau wilayahnya sehingga manusia dimanapun memiliki kebudayaan yang berbeda masing – masing. Nah yang membedakan kebudayaan itu sendiri bisa karena faktor seperti lingkungan, alam, dan manusia itu sendiri.

Rumusan Masalah

  1. Jelaskan tentang unsur – unsur yang membangun manusia 
  2. Hakekat manusia
  3.  Perbedaan manusia dengan makhluk yang lain 
  4. Jelaskan kepribadian bangsa Timur
  5.  Tunjukan  baganPsiko – sosiogram manusia 
  6. Jelaskan definisi kebudayaan 
  7. Sebutkan tokoh – tokoh kebudayaan 
  8. Sebutkan unsur kebudayaan universal 
  9. Jelaskan perbedaan kebudayaan dalam dua bentuk wujud 
  10. Sebutkan kebudayaan menurut dimensi wujudnya 
  11. Sebutkan faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya unsur kebudayaan baru 
  12. Sebutkan penyebab terjadinya gerak/perubahan kebudayaan 
  13. Sebutkan hubungan antara manusia dan kebudayaan 
  14. Beri contoh hubungan antar manusia dengan kebudayaan 
  15. Sebutkan pengertian dialektis dan 3 tahap dalam prosesnya

Tujuan Penulisan

            Agar para pembaca serta penulis mengetahui dengan jelas dan tidak bertanya – tanya tentang apa itu Manusia & Kebudayaan, mengetahui unsur, diagram, tokoh – tokoh serta apa isi penjelasan lainnya dari Manusia & Kebudayaan, kemudian mengajak para pembaca untuk ikut serta dalam membangun suasana melalui hubungan Manusia & Kebudayaan ini.


PEMBAHASAN

Unsur – Unsur Yang Membangun Manusia dan Kebudayaan

            Sebenarnya ada banyak unsur yang membangun manusia, tetapi disederhanakan menjadi 2 klasifikasi. Yaitu unsur jasmani dan rohani. Unsur jasmani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan fisik manusia, seperti makan, minum, dll. Jika tidak dipenuhi maka akan berakibat buruk bagi manusia itu sendiri. Sedangkan unsur rohani semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan rohani atau hati manusia, seperti halnya agama atau keyakinan, ketenangan hati, rasa aman, rasa bahagia, dll. Kemudian ada unsur lain yang membentuk manusia. Yaitu

  1. Jasad, badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto dan menempati ruang dan waktu. 
  2. Hayat, mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak 
  3. Ruh, bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menajdi pusat lahirnya kebudayaan. 
  4. Nafas, diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri


Hakekat Manusia

            Pada saat-saat tertentu dalam perjalanan hidupnya, manusia mempertanyakan tentang asal-usul alam semesta dan asal-usul keber-ada-an dirinya sendiri. Terdapat dua aliran  pokok  filsafat   yang  memberikan  jawaban  atas pertanyaan  tersebut,  yaitu Evolusionisme dan  Kreasionisme  (J.D.  Butler, 1968). Menurut Evolusionisme,  manusia adalah  hasil  puncak  dari  mata   rantai  evolusi  yang  terjadi  di  alam  semesta.  Manusia  sebagaimana  halnya alam  semesta ada  dengan sendirinya berkembang dari alam  itu sendiri, tanpa Pencipta. Penganut aliran ini antara lain Herbert Spencer, Charles Darwin, dan  Konosuke  Matsushita. Sebaliknya, Kreasionisme menyatakan bahwa asal usul manusia sebagaimana halnya alam semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau Personality, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Penganut aliran ini antara lain Thomas Aquinas . Memang  kita  dapat  menerima  gagasan  tentang  adanya  proses  evolusi  di  alam semesta termasuk pada  diri  manusia,  tetapi  tentunya kita   menolak pandangan  yang menyatakan adanya manusia di alam semesta semata-mata sebagai hasil evolusi dari alam itu sendiri, tanpa Pencipta.
Hakekat manusia adalah sebagai berikut

  1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakan hidupnya untuk memenuhi kebutuhannya sehari – hari 
  2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah lauk intelektual dan sosial
  3.  Dapat mengarahkan dirinya ketujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan hasil nasibnya 
  4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya 
  5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.


Perbedaan Manusia Dengan Makhluk Lain


1. Punya masa menopause

Berbeda dengan sebagian besar binatang yang akan terus bereproduksi hingga akhir ayat, manusia khususnya wanita hanya akan bereproduksi sampai tiba pada suatu masa yang disebut menopause.
2. Melewati masa kecil lebih lama

Dibandingkan primate maupun binatang yang lain, manusia menghabiskan waktu yang lebih lama untuk tinggal bersama dan mengasuh keturunannya. Berapa ahli menduga hal ini dipicu oleh ukuran otak manusia yang lebih besar, sehingga butuh waktu lebih lama untuk berkembang dengan sempurna
3. Wajah memerah saat tersipu
Dari semua bentuk ekspresi, wajah yang memerah saat tersipu malu adalah yang paling unik dan hanya terjadi pada manusia. Tidak diketahui secara pasti bagaimana hal ini terjadi, namun hal ini dinilai telah banyak membantu manusia untuk bersikap jujur.
4. Berbicara
Sejak kurang lebih 35.000 tahun yang lalu, manusia memiliki tenggorokan yang posisinya lebih rendah dibandingkan simpanse. Ditunjang dengan tulang hyoid berbebentuk tapal kuda yang terletak dibawah lidah, manusia mampu mengontrol suara yang dihasilkan sehingga bisa berbicara.
5. Mengenal Pakaian
Tidak seperti kera yang tubuhnya tertutup bulu (rambut), secara alami manusia tidak punya pelindung terhadap perubahan suhu dipermukaan kulitnya. Namun dengan kecerdasan yang dimiliki, manusia bisa membuat pakaian yang menggantikan fungsi bulu pada beberapa jenis binatang.
6. Jari tangan yang fleksibel
Manusia adalah satu – satunya spesies yang bisa memutar jempul tangannya ke berbagai arah hingga 360 derajat. Jari – jari yang lainnya juga lebih fleksibel dibandingkan primatta, sehingga manusia menjadi spesies paling terampil dalam memanfaatkan peralatan.



Kepribadian Bangsa Timur

1. Indentik menujunjung nilai kesopanan yang lebih tinggi dibanding budaya barat
Faktor utama yang membuat bangsa timur khususnya Indonesia menjadi bangsa yang berkesan dimata orang asing yang berkunjung ke Indonesia karena faktor inilah yang seolah – olah membuat kesan yang tidak terlupakan. Jika dibandingkan budaya barat bangsa timur dapat dikatakan lebih unggul darinya karena budaya barat cenderung kurang dalam menjunjung nilai kesopanan.
2. Bangsa yang amat peduli dengan orang lain
Peduli kepada sesame merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa ditinggalkan. Bangsa timur bahkan tidak pandang bulu dalam memberikan simpati dan keperdulian, orang asing belum dikenalpun akan dibantu selama ia bisa membantunya, Hal ini sangan jauh berbeda dengan kepribadian bangsa barat yang bersifat liberal serta lebih individualis dan egois dalam kehidupan bermasyarakat.

Bagan Psiko-Sosiogram Manusia
Berikut ini contoh dari bagan Psiko-Sosiogram manusia :

Nomor 7 dan 6 disebut sebagai daerah tak sadar dan sub sadar. Tak sadar karena memang sudah tertanam jauh di dalam diri manusia dan tak mampu disadari bahkan oleh manusia itu sendiri. Sub sadar karena sewaktu – waktu unsur – unsur yang sudah tertanam bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan sehari – hari.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tidak dinyatakan. Maksudnya pikiran – pikiran dan gagasan yang ada disimpan sendiri oleh manusia tersebut dan tidak ada seorang lain pun yang dapat mengetahuinya. Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan. kebalikan dari nomor 5, ini berarti manusia mengungkapkankepada orang lain apa yang ada di pikirannya seperti perasaan, pengetahuan dan sebagainya.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib. Di sini manusia memiliki seseorang atau sesuatu yang dianggap bisa menjadi curahan hati dan tempat untuk meminta bantuan. Tidak selalu manusia yang lain juga melainkan benda, atau makhluk hidup lain pun bisa berada pada lingkaran ini. Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna. Bisa dianalogikan hubungan antara murid dengan guru, pedagang dan pembeli.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh yang berarti pikiran dan gagasan manusia tentang berbagai macam hal. Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar yang berarti tentang pendapat dan pikiran seseorang tentang dunia atau daerah yang belum pernah dikunjungi atau dijumpai.

Pengertian Kebudayaan


Kebudayan adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
1. Nostrand (1989: 51)

    Mendefinisikan budaya sebagai sikap dan kepercayaan, cara berpikir, berperilaku, dan mengingat bersama oleh anggota komunitas tersebut.

2. Larson dan Smalley (1972: 39)

    Kebudayaan sebagai “blue print” yang memandu perilaku orang dalam suatu komunitas dan diinkubasi dalam kehidupan keluarga. Ini mengatur perilaku kita dalam kelompok, membuat kita peka terhadap
            masalah status, dan membantu kita mengetahui apa tanggung jawab kita adalah untuk grup. budaya yang berbeda struktur yang mendasari yang membuat bulat bulat masyarakat dan komunitas persegi persegi.

3. Sir Edwards B Tylor (1871: 1)
            Kebudayaan adalah keseluruhan Kompleks Dari ide dan segala Sesuatu Yang dihasilkan Manusia KESAWAN pengalaman historisnya. Termasuk disini adalah pengetahuan, kepercayaan, Seni, moral, Hukum, kebiasaan, kemampuan Lainnya Serta therapy terapi dan Yang diperoleh Manusia sebagai anggota Masyarakat.

4. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

5. Prof.Dr.Koentjoroningrat (1985: 180)
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.

6. Djojodigono(1958)
memberikan defenisi mengenai kebudayaan dengan mengatakan kebudayaan itu adalah daya dari budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa.


Unsur – Unsur Kebudayaan
7 Unsur Kebudayaan Universal
7 Unsur Kebudayaan Universal. Dari beberapa pendapat para ahli, C. Kluckhohn bisa di ambil referensinya pada pembahasan kali ini. C. Kluckhohn membuat karya yg berjudul Universal Catagories of Culture , ia menjelaskan 7 unsur dalam bukunya tersebut dan di beri nama Culture Universals. Yang berisikan sebagai berikut : 

      1. Sistem Kepercayaan (Religi)
      2. Sistem Pengetahuan
      3. Peralatan dan Perlengkapan Hidup Manusia
      4. Mata Pencarian dan Sistem – sistem Ekonomi
      5. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
      6. Bahasa
      7. Kesenian


Kebudayaan Dalam Bentuk 2 Wujud

Kebudayaan material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata. Kebudayaan material juga mencangkup barang-barang, seperti televise, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, dan gedung pencakar langit.

Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, yaitu seperti dongeng, cerita rakyat dan lagu atau tari tradisional.



Wujud Kebudayaan
Wujud dari kebudayaan itu sendiri adalah :

  
1. Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak.

2. Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.

3. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.



Orientasi Nilai Budaya


1. Hakekat hidup manusia
2. Hakekat karya manusia
3. Hakekat waktu manusia
4. Hakekat alam manusia
5. Hakekat hubungan manusia



Perubahan Kebudayaan

Faktor Yang Mempengaruhi Diterima Atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru

Dapat dituliskan berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru, yaitu sebagai berikut

1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang – orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.
3. Suatu unsur kebudayaan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut..
4. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru,  misalnya system otoriter.
5. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai – nilai agama.

Penyebab Perubahan Kebudayaan

Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
     Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya:

    Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi.
Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan Proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).
    Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik.
    Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu negara.

     Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya:

    Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih berpengaruh kepada negara yang kalah.
  
  Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya.

    Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan Pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang lama sama sekali (Asimilasi).

Kaitan Manusia dan Kebudayaan

Hubungan Manusia dan Kebudayaan

Sudah kita ketahui bahwa hubungan manusia dan kebudayaan itu sangat amat erat dan tidak dapat dipisahkan, karena setiap kita berada disuatu lingkungan pasti disitu menerapkan suatu kebudayaan yang harus kita ikuti dan seiring berjalannya waktu, kehidupan manusia tersebut akan menyatu dengan kebudayaan – kebudayaan dimana kita tinggal.
Budaya tercipta/terwujud merupakan hasil dari hubungan manusia dengan segala isi yang ada di ala mini.Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegen, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi, dan perilaku. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup

Contoh – Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan
1. Kebudayaan – kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan 
      2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life)
      3. Kebudayaan – kebudayaan khusu kelas sosial
      4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
      5. Kebudayaan berdasarkan profesi

Dialektis (Dialektika)

Kebudayaan adalah produk manusia, namum manusia sendiri sangat tergantung pada produk kebudayaannya. Itulah dialektika fundamental yang mendasari seluruh proses hidup manusia. Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Tahap Eksternalisasi
Adalah proses pencurahan diri manusia secara terus-menerus kedalam dunia melalui aktivitas fisik dan mentalnya.
2. Tahap Objektivasi
Adalah konsekuensi logis dari tahap eksternalisasi. Artinya, jika dalam tahap eksternalisasi manusia sibuk melakukan kegiatan fisik dan mentalnya, maka dalam tahap objektivasi, kegiatan tersebut sudah menghasilkan produk-produk tertentu, misalnya; gedung, mobil, komputer, buku-buku ilmiah, dsb.
 3. Tahap Internalisasi
Adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia itu kembali diserap oleh manusia. Dengan kata lain, struktur dunia objektif hasil karyanya ditransformasikan kembali ke dalam struktur kesadaran subjektifnya.




 
 
Blogger Templates